MERAWAT
PERDAMAIAN
DITENGAH
PERBEDAAN
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى
الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
عَزَّ وَجَلّ، قَالَ تَعَالَى: فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ
بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Hadirin
jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Allah Swt
menciptakan manusia berbeda-beda, baik dalam bentuk, watak, pemikiran,
keahlian, kepentingan, keyakinan, maupun yang lainnya. Perbedaan yang menjadi sunnatullah
ini bagian dari anugerah yang Allah berikan supaya manusia dapat saling
mengenal, sehingga dapat saling membantu dan saling melengkapi, atau bergotong
royong.
Dalam QS. Al-Hujurât
13 dinyatakan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْناكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثى وَجَعَلْناكُمْ شُعُوباً وَقَبائِلَ
لِتَعارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
“Wahai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam QS. Hûd
118 Allah menegaskan bahwa perbedaan di antara manusia selamanya akan terus
berlangsung.
وَلَوْ شاءَ رَبُّكَ
لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً واحِدَةً وَلا يَزالُونَ مُخْتَلِفِينَ
“Jika Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih.”
Menurut Ibnu
Katsîr, ayat di atas maksudnya ialah perbedaan akan terus terjadi di antara
manusia; dalam masalah agama, keyakinan, tradisi, pendapat, maupun
pandangannya. (Ibnu Katsir, vol IV, hal. 310, cet. I, 1419).
Jamaah
sholat Jumat yang berbahagia
Dalam
praktiknya, perbedaan yang ada ini kerap memicu konflik di antara manusia.
Hanya karena berbeda paham, berbeda kepentingan, berbeda agama, partai, berbeda
pendapat maupun pendapatan, seseorang atau kelompok tertentu bermusuhan dengan
yang lainnya.
Dalam keadaan
konflik, perbedaan yang seharusnya dipahami sebagai anugerah yang membawa
manfaat, justru dipertentangkan hingga mengobarkan api permusuhan. Karena itu
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi “juru damai” di antara
orang-orang yang sedang bermusuhan.
Mendamaikan
orang-orang yang bermusuhan, dalam bahasa Arab disebut dengan ishlâhu
dzâti al-bain. Dalam QS. An-Nisâ 114 disebutkan:
لَا خَيْرَ فِي
كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ
إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ
فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh memberi sedekah, atau berbuat kebaikan, au ishlâhi baina an-nâs (atau mengadakan perdamaian di
antara manusia). Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridlaan
Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”
Dalam hadis
diriwayatkan bahwa nabi Muhammad Saw bersabda:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ
“Apakah saya
belum memberikan kabar kepada kalian tentang perbuatan yang derajatnya lebih
utama daripada puasa, sholat dan sedekah?”
Para sahabat
menjawab: بَلَى (Ya,
belum).
Nabi bersabda:
صَلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ
“(Perbuatan
yang derajatnya lebih utama daripada puasa, sholat dan sedekah), yaitu
mendamaikan orang yang sedang berselisih.”
Dalam hadis lain
diriwayatkan, nabi Muhammad Saw bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ إِصْلَاحُ
ذَاتِ الْبَيْنِ
“Paling utama-utamanya sedekah
adalah mendamaikan orang yang bermusuhan.”
Diinformasikan,
suatu ketika penduduk Qubâ` bertikai, di antara mereka saling melempar batu.
Ketika nabi Muhammad mendengar kabar itu, kepada sahabat-sahabatnya, beliau
bersabda:
اِذْهَبُوا بِنَا نُصْلِح
بَيْنَهُم
“Pergilah
bersama kami, mari kita damaikan di antara mereka (penduduk Qubâ`).”
Hadirin
jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah
Mendamaikan
konflik atau merukunkan kembali orang-orang yang bermusuhan, menurut Al-Qâdlî
Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi dalam karyanya, Ahkâm al-Qur`ân,
hukumnya fardlu kifâyah atau menjadi kewajiban komunal, yakni
kewajiban yang jika sudah dijalankan oleh salah seorang maka kewajiban lainnya
menjadi gugur. Dan jika tidak ada yang melaksanakan, maka semuanya menanggung
dosa. (Al-Qâdlî Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi, vol. I, hal. 105, cet. III, 2003).
Perintah
mendamaikan juga berlaku bagi orang yang terlibat di dalam konflik itu, yakni
mengalah untuk berdamai meski sangat berat dilakukan. Nabi Muhammad Saw
bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ
أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ: فَيُعْرِضُ هَذَا
وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
“Tidak boleh
bagi seseorang memutus hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Apabila
keduanya bertemu, maka saling berpaling dari yang lainnya. Sebaik-baik keduanya
adalah yang mengawali salâm
atau mengajak berdamai.”
Ma’âsyiral
muslimîn rahimakumullah,
Tanpa ada
perdamaian di tengah perbedaan, niscaya kehidupan ini akan kacau dan selalu
dirundung pertikaian. Karena itu jalan perdamaian harus terus diupayakan, baik
ada konflik maupun tidak. Sangkin pentingnya mewujudkan perdamaian,
segala cara boleh dilakukan demi mewujudkannya. Nabi bersabda:
لَيْسَ الْكَذَّابُ
الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ
“Bukan
seorang pembohong orang yang sedang berusaha mendamaikan masyarakat.”
Artinya, jika
upaya mendamaikan dua kubu yang bermusuhan hanya bisa ditempuh dengan cara
berbohong, maka berbohong dalam hal ini diperbolehkan.
Akhirul
kalâm, seorang muslim harus menjadi juru damai yang memadamkan api
permusuhan, bukan menjadi provokator yang mengobarkan api pertikaian.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أمَّا بعدُ: فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً، هَنِيئاً مَرِيْعًا، غَدَقًا مُجَلِّلاً، سَحًّا عامّاً طَبَقاً دَائِماً. اللَّهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً. اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ. اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وَأَنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar